Senin

       NOMOR PERDANA CANTIK 
Selamat datang di website kami bayusetyaji.blogspot.com.Di sini tempat berbelanja NOMOR PERDANA CANTIK,yang menyediakan NOMOR-NOMOR CANTIK/PERDANA CANTIK UNTUK CELLULER GSM / CDMA yang anda suka atau minati dan bisa jadi nomor hoki anda,di jamin aman di dalam bertransaksi,yang berminat silahkan hubungi KAMI....!!!!!
       
Disini saya akan berbagi arti nomor hp sesuai feng shui
silahkan disimak,boleh percaya atau tidak :
* 0 = khusus,special,langka
1 = satu,satu-satunya,saya,diri sendiri
2 = mudah,gampang,tidak sulit
3 = menemukan,mendapatkan,hidup
4 = mati,misin,susah
5 = tidak akan,tidak pernah,tidak bisa
6 = menuju,akan
7 = tepat,pasti,hoki,beruntung,atau bisa       disebut juga ketuhanan
8 = makmur
9 = sukses,panjang,lama
misal jika dikombinasikan berdasarkan artian dari feng shui antara lain
168 = saya akan makmur
328 = menemukan kemudahan untuk makmur
28  = mudah makmur
54  = tidak akan susah, tidak akan miskin
78  = pasti makmur
77  = pasti beruntung
nomor yang cenderung dijauhi seperti
64 = akan miskin
74 = pasti miskin
58 = tidak akan makmur
24 = mudah mati
32 = hidup susah
sekarang coba meramal nomor anda sendiri
jumlahkan semua digit no HP anda
lalu cocokkan dengan arti feng shui nya
contoh
081992777776 =0+8+1+9+9+2+7+7+7+7+7+6 = 70
70 =pasti spesial / beruntung dan langka
bagaimana dengan arti nomor hp anda??

sumber = berbagai sumber dan pengalaman
MENGAPA BANGSA YAHUDI PINTAR...? 
                MARI KITA IKUTI
Herannya Kita “ bangsa cuma secuil,gak ada yang bisa melarang dan Atas Apa Yang Dilakukan Selama Ini??? “
Mana PBB dan seluruh organisasi kemanusiaan dunia ?
Jawabannya Cuma satu kalimat saja :

Karena bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi.

SAKIT YANG DI IKUTI DENGAN KESABARAN
bismillahhiRRahmaniRRahim

Dan, di antaRa tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang beRlayaR) di laut sepeRti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu teRhenti di peRmukaan laut. Sesungguhnya pada  yang demikian itu teRdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap ORang yang beRsabaR dan banyak beRsyukuR".
[Asy-SyuRa, 26 : 32-33]
PERTAMA

" Apa yang paling berat di dunia ini ? "

Yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH " ( Al-ahzab 72 )tumbuh tumbuhan,binatang,gunung,dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah di dunia ini.tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT,sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.
Al-Ahzab-72

KE DUA 
" Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ? "
yang paling jauh adalah" MASA LALU ".walau dengan cara apapun,kita tidak dapat kembali ke masa lalu.oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama. 

KE TIGA
" Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"
yang paling dekat dengan kita adalah " MATI " sebab itu sebenar benarnya janji Allah SWT,bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali-Imran 185 ) 

Ali Imran-185 
sakit = menggugurkan kesalahan
@ sabar di kala sakit = penghuni surga
@ di catat amal di kala sehat
@ DOA MOHON KESEMBUHAN DAN KESEHATAN

MAKSIAT PENYEBAB BERBAGAI BENCANA

SuRga bagi hambaNya yang beRsabaR
Hadits ditakhRij Oleh TiRmidzi: 
DaRi Abu Musa Al Asy’aRi Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam beRsabda : 
"Apabila anak manusia meninggal maka Allah beRfiRman kepada MalaikatNya : "Kamu matikan anak hambaKu ?". MeReka menjawab, "Ya". Dia beRfiRman : "Kamu matikan buah hatinya ?" MeReka menjawab : "Ya". Dia beRfiRman : "Apakah yang diucapkan Oleh hambaKu?" MeReka menjawab : "Memuji dan mengembalikannya kepadaMu (membaca istiRja’)". Allah beRfiRman : "Bangunlah Rumah untuk hambaKu di sORga, dan beRilah nama Baitul Hamdi (Rumah pujian)".

[Maksiat Menyebabkan Berbagai Bencana]
  • “Tidaklah sekali-kali bangsa mengalami kehancuRan, kalbu manusia menjadi Rusak, Rumah tangga beRantakan; beRbagai pendapat saling beRsebeRangan; dan pemikiRan menjadi kacau balau, kecuali kaRena beRbagai macam dOsa dan keduRhakaan telah membudaya di kalangan umat manusia,” demikian antaRa lain tulis DR.’Aidh bin ‘Abdullah Al QaRni dalam buku ‘ Hidupkan Hatimu.’ Maksiat akan menghalangi seseORang mendapatkan kebahagiaan sejati.
  • Jangan peRnah bangga beRhasil mendustai ORang lain. BeRsedihlah kaRena sebelumnya, kita mendustai diRi kita sendiRi. Jangan peRnah meRasa selamat daRi dOsa yang kita sembunyikan selama ini kaRena semua akan tampak di haRi ‘peRsaksian,‘ demikian antaRa lain kilah M.ARifin Ilham dalam aRtikelnya ‘Hati NuRani‘.
  • Dalam buku ‘Puasa LahiR Puasa Batin‘ Oleh Malaki TabRizi antaRa lain disebutkan banyak yang hadis yang mengemukakan bahwa apabila sekelOmpOk ORang yang sedang duduk-duduk di suatu tempat, kemudian meReka beRanjak menunaikan suatu peRbuatan baik, maka setiap butiR tanah yang dipijaknya akan beRdOa dan meminta ampunan Allah SWT (beRistighfaR ) bagi meReka. Namun sebaliknya, apabila meReka teRjeRat kesibukan melakukan dOsa, maka setiap keping tanah akan mengutuk meReka.
[Bencana: Azab atau Ujian?] 
  • Cobaan dan ujian:
  1. adalah saRana untuk mengungkap keimanan seseORang (Al-Ankabut: 1-3)
  2. meRupakan hakikat daRi kehidupan manusia di dunia (Al-Mulk: 1-2)
  3. alat intROspeksi diRi dan pelajaRan agar manusia dapat lebih baik dalam beRibadah kepada Allah swt (Al-Qashas: 40)
  4. sebagai sarana peningkatan ketakwaan seseorang kepada Allah swt.
  5. merupakan salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-hamba-Nya.
  • Ketika Allah membinasakan suatu kaum, di satu sisi hal teRsebut adalah azab yang Allah timpakan kepada meReka lantaRan kekufuRan meReka kepada Allah swt. Namun, di sisi lain itu meRupakan ujian bagi kaum yang beRiman; supaya meReka lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah swt.
  • AlquRan juga mengabaRkan bahwa bencana atau musibah yang tidak teRkait dengan kaum teRtentu, penyebabnya juga sama: kaRena kemaksiatan, kufuR, ingkaR, dan mendustakan ayat-ayat Allah. Penyebab yang paling Ringan adalah kaRena peRbuatan tangan manusia sendiRi yang meRusak alamnya (AR-Rum: 41-42).
[Faedah Bencana]
  • Faedah/hikmah Bencana:
  1. sebagai ujian kesabaRan ORang-ORang beRiman.
  2. Sebagai bukti akan lemahnya manusia dan peRasaan membutuhkan kepada Tuhan-Nya. Dan tidak ada kemenangan kecuali dengan meRasa membutuhkan diRi kepada Tuhan-Nya.
  3. sebagai penghapus dOsa dan mengangkat deRajat.
  4. agaR tidak teRlalu cOndOng teRhadap dunia.
  5. peRingatan bagi yang lalai dalam bebeRapa uRusan sehingga dia masih ada kesempatan untuk melakukan peRbaikan.
  6. supaya meReka(manusia) memOhOn (kepada Allah) dengan tunduk meRendahkan diRi.
  7. BeRibadah ketika ditimpa musibah dan cObaan ada peRasaan teRsendiRi dan pahala secaRa khusus.
  8. Kenikmatan yang dipeROleh setelah mendapatkan musibah teRasa beRbeda dan mempunyai nilai tinggi dihadapan manusia.
  9. mengingatkan manusia daRi kelalaian, sehingga seORang hamba bisa teRingat akan kekuRangan yang selama ini dia lakukan kepada hak Allah, sehingga tidak meRasa diRinya sempuRna yang menyebabkan keRasnya hati dan lupa diRi.
  10. Dengan adanya musibah dan bencana agaR mengetahui hakekat manusia. Membedakan antaRa yang baik dengan yang jelek, ORang jujuR dengan pendusta, ORang mukmin dengan ORang munafik.
  11. AgaR umat Islam bisa membeRikan bantuan kepada saudaRanya yang ditimpa musibah dan bencana sehingga meReka mendapatkan pahala.
  12. saling tOlOng menOlOng dalam dakwah dan agama adalah Jihad di jalan Allah.
[BebeRapa Penyebab Bencana Di muka Bumi] 
  • "DaRi BuRaidah R.a. beRkata bahwa Rasulullah saw. beRsabda, “Tiadalah suatu kaum yang menahan zakat haRtanya, kecuali Allah akan mendatangkan bencana kelapaRan kepada meReka.” (HR. ThabRani; at TaRghib, Kanzul ‘Ummal)
  • Abdullah bin UmaR R.a. beRkata bahwa suatu ketika Rasulullah saw. beRsabda, ”Wahai ORang-ORang MuhajiRin, ada lima peRkaRa yang jika kalian melakukannya, maka kalian akan menghadapi musibah yang besaR. Saya meminta peRlindungan kepada Allah daRi keadaan kalian yang demikian.
    1. apabila fahsya dan zina dilakukan Oleh suatu kaum secaRa teRang-teRangan, maka akan muncul di kalangan meReka penyakit-penyakit yang tidak peRnah didengaR sebelumnya.”
    2. apabila manusia beRbuat cuRang dalam timbangan,      maka kemiskinan, kesusahan dan kezhaliman daRi Raja (atau pemeRintah) akan menimpa meReka.”
    3. apabila suatu kaum beRhenti daRi membayaR zakat,      maka hujan tidak akan dituRunkan kepada meReka. Jika tidak ada binatang-binatang, maka tidak akan dituRunkan hujan walaupun setetes. KaRena binatang-binatang itu makhluk Allah yang tidak beRsdOsa, maka sedikit hujan akan dituRunkan kepada meReka.”
    4. apabila manusia telah beRkhianat atas janji-janji meReka, maka meReka akan dikuasai Oleh kaum lain, dan haRta meReka akan diRampOknya.”
    5. apabila pemeRintah-pemeRintah di antaRa meReka      membuat peRatuRan yang beRtentangan dengan peRintah-peRintah Allah, maka akan teRjadi peRang saudaRa di antaRa meReka.”
    [Kenapa Bencana Melanda NegaRa MayORitas Islam?]
    • Jawaban dan sOlusi dunia Sufi dalam menyikapi dan menghadapi cObaan dan bencana:
    1. Allah menguji manusia dengan hal-hal yang buRuk dan hal-hal yang baik. Untuk mengukuR sejauhmana kesalehan tindakannya di dunia sebagai hamba, dan sekaligus apakah seORang hamba lulus menghadapi ujian-ujian itu.
    2. Allah menyeleksi paRa hambaNya daRi semua level dan kalangan.
    3. Allah ingin mempeRcantik alam ini, dan tentu saja memasukkannya dalam salOn Ruhaniyah melalui bencana itu, agaR semesta kelak lebih indah dan menyejukkan iman kita.
    4. AgaR kita semua bOsan dan jenuh dengan kepalsuan dunia, dan lebih memilih Allah dan RasulNya. KaRena KecembuRuan Allah pada kita, atas Cinta dan KasihNya yang Agung kita abaikan, dengan peRselingkuhan kita pada makhluk, akhiRnya Allah membentak kita dengan sesuatu yang keRas, agaR kita kembali ke pelukan RahmatNya.
    5. Banyaknya gelOmbang yang melebihi dahsyatnya Tsunami. Suatu badai kekeRingan dan kegeRsangan spiRitual, yang menumbuhkan kehausan dan kegeRsangan jiwa daRi ummat Islam itu sendiRi.
    6. Jika banyak ORang miskin yang tak beRdOsa teRkena bencana, sementaRa kORuptOR semakin beRjaya, ketidakadilan semakin meRajalela, dan pRemanisme semakin beRgaya, semata kaRena Allah menyayangi hamba-hambaNya yang miskin, agaR tidak teRkutuk beRsama-sama paRa penjahat itu.
    7. DeRajat ummat ditentukan sejauhmana keikhlasannya dalam beRibadah, kesabaRannya dalam menghadapi cObaan, keRidlOaannya dalam meRespOn ketentuan daRi Allah Ta’ala.
    8. PaRa hamba Allah di muka bumi telah banyak kehilangan Rasa kehambaannya.
    9. Dalam dunia Sufi, menghadapi cObaan dengan kesabaRan, dipeRuntukkan kalangan awam. Tetapi beRsyukuR atas bencana dan cObaan, adalah sikap bagi kalangan khusus. BeRsyukuR teRhadap nikmat adalah sikap kaum awam, beRsabaR menghadapi nikmat adalah sikap kalangan khusus.
    10. MaRi kita belajaR pada tRagedi Nuh as, ketika putRanya Kan’an mengandalkan ilmu pengetahuan dan RasiOnya, sampai ia tenggelam dalam kekufuRannya.
    11. Bila Cahaya meneRangi seluRuh dunia dan seluRuh ummat manusia mengalami penceRahan semua tanpa sisa, dunia pun akan kiamat. Begitu juga sebaliknya, jika kegelapan memenuhi jiwa manusia seluRuhnya secaRa tOtal, dunia juga kiamat.
    12. Ibadah, kepatuhan, ketaqwaan, kesalehan, dan kemuhsinan ummat Islam, sangat mempengaRuhi peRjalanan kOsmik semesta, kaRena manusia adalah sentRal daRi makhluk Allah, dan sentRal manusia adalah qalbunya.
    13. PeRhitungan matematika, lOgika dan fisika, hanyalah peRhitungan gejala dan tanda. Ada yang lebih neukleus (inti) bahwa peRhitungan Ruhani menempati pOsisi sentRal dalam geRak geRik semesta ini.
    14. Jika anda sedang dalam gaiRah mencintai Allah dan RasulNya, matahati akan memandang betapa      agungnya Asma dan SifatNya. Jika anda sedang alpa dan lalai, menuRuti kepentingan nafsu diRi, itulah bentakan-bentakan Ilahi kepada anda. Jika Anda dalam kOndisi sangat miskin secaRa duniawi, padahal anda dekat denganNya, itulah caRa Allah menyelamatkan diRi anda. Jika anda sedang beRkecukupan, tetapi haRta anda menumpuk bagai sampah di peti kekayaan anda, itulah caRa Allah mengingatkan agaR anda mengeluaRkan kOtORan-kOtORan haRta anda. Jika anda sedang beRcahaya beRsamaNya; itulah caRa Allah menampakkan KemahasucianNya, dan caRaNya mempeRdengaRkan tasbihnya alam kepada anda.
    15. Lihatlah dengan matahati pula, dibalik yang tampak di semesta kehidupan ini, maka disanalah matahati menyaksikan Allah, dibalik, dibawah, di atas, sebelum, sesudah alam semesta ini. 

      Maksiat Menyebabkan Berbagai Bencana

      “Musibah yang menimpa kalian adalah akibat perbuatan kalian. Faedah BencanaRasulullah SAW bersabda, “Takutilah dosa, karena dosa itu akan menghancurkan kebaikan. Ada dosa yang menyebabkan rezeki tertahan, walaupun sudah dipersiapkan kepadanya“. Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda “Manusia tidak akan binasa sebelum mereka banyak melakukan dosa“.

      Allah SWT berfirman, “Maka setiap-tiap (orang, golongan, kaum atau bangsa) Kami siksa karena dosanya.Ada di antaranya yang Kami tumpahkan hujan lebat (sampai banjir besar atau berjangkitnya penyakit), ada yang dihukum dengan suara guntur dan kilat sabung-menyabung ; ada lagi yang Kami benamkan ke dalam perut bumi; dan ada pula yang Kami tenggelamkan di tengah lautan. Semuanya itu bukanlah karena Tuhan menganiaya mereka, melainkan mereka menganianya diri sendiri“ (Al Ankabut 40). Pada waktu akhir-akhir ini beruntun – runtun terjadinya bencana yang menimpa manusia. Baik di tanah air kita maupun di berbagai benua di seluruh dunia, baik berupa bencana alam maupun berbagai peristiwa sedih lainnya.

      “Tidaklah sekali-kali bangsa mengalami kehancuran, kalbu manusia menjadi rusak, rumah tangga berantakan; berbagai pendapat saling berseberangan; dan pemikiran menjadi kacau balau, kecuali karena berbagai macam dosa dan kedurhakaan telah membudaya di kalangan umat manusia,” demikian antara lain tulis Dr.’Aidh bin ‘Abdullah Al Qarni dalam buku ‘ Hidupkan Hatimu.’ Maksiat akan menghalangi seseorang mendapatkan kebahagiaan sejati. Hal itu karena pelaku maksiat di akhirat akan mendapatkan hukuman dari Allah. Sedangkan di dunia orang yang bermaksiat tidak akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya. Hal ini bukan hanya diakui oleh orang yang beragama Islam saja, namun diakui oleh manusia pada umumnya.Yaitu mereka yang memiliki hati nurani . “Hati nurani bagaikan black box ‘kotak hitam‘ yang merekam segala ‘ceritera‘ hidup ini. Kejadian demi kejadian dari waktu ke waktu direkam dengan apik oleh hati nurani. Saat inipun kita bisa kembali membuka rekaman yang terjadi sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Apakah kita melakukan dosa besar? Semua bisa kita ingat. Karena itulah, Allah menjadikan hati nurani bersaksi di hadapan Allah pada hari kiamat (QS.Al Aadiyaat 10). Jangan pernah bangga berhasil mendustai orang lain. Bersedihlah karena sebelumnya, kita mendustai diri kita sendiri. Jangan pernah merasa selamat dari dosa yang kita sembunyikan selama ini karena semua akan tampak di hari ‘persaksian,‘ demikian antara lain kilah M.Arifin Ilham dalam artikelnya ‘Hati Nurani‘. Salah satu contoh, demonstrasi rakyat Amerika terhadap invasi Amerika ke Irak adalah bukti konkrit bahwa pada dasarnya maksiat, kezaliman, penganiayaan itu tidak membuahkan kebahagiaan. Bahkan menurut Sokrates, orang yang berbuat kriminal lebih menderita daripada korbannya meskipun ia tidak dihukum karena kejahatannya, namun ia adalah orang yang paling menderita. Kadang ada kasus kejahatan yang pelakunya sulit dilacak. Berbagai usaha telah dilakukan namun gagal. Ternyata, orang tersebut malah menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib. Hal itu dilakukannya karena ia merasa selalu dijerat dosa.(Buku Menggapai Kebahagiaan Sejati oleh Muhammad Syafii Masykur).

      Dalam buku ‘Puasa Lahir Puasa Batin‘ oleh Malaki Tabrizi antara lain disebutkan banyak yang hadis yang mengemukakan bahwa apabila sekelompok orang yang sedang duduk-duduk di suatu tempat, kemudian mereka beranjak menunaikan suatu perbuatan baik, maka setiap butir tanah yang dipijaknya akan berdoa dan meminta ampunan Allah SWT (beristighfar) bagi mereka. Namun sebaliknya, apabila mereka terjerat kesibukan melakukan dosa, maka setiap keping tanah akan mengutuk mereka.

      Jadi ada hubungan langsung antara eksistensi manusia dan lingkungan alam (dunia) ini. Apabila ia berdosa, semua makhluk mengutuknya. Karena seorang pendosa melangkah kearah yang bertentangan dengan tujuan suci penciptaan manusia. Dengan kata lain, tiap perbuatan dosa menimbulkan satu kekacauan dalam tujuan penciptaan manusia yang sesungguhnya tengah berproses menuju Allah. Maksiat menyebabkan berbagai kerusakan di bumi, baik pada air, udara, tanaman, buah, maupun tempat tinggal seperti ditegaskan Allah dalam surah Rum 41, ”Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia. Allah ingin agar mereka merasakan sebagian dari apa yang mereka kerjakan supaya mereka kembali“ (Al-Rum 41). Maksiat menyebabkan longsor dan gempa bumi serta hilangnya keberkahan. Suatu kali Rasulullah SAW melewati wilayah bekas perkampungan kaum Tsamud. Beliau melarang para sahabat untuk memasukinya kecuali dalam kondisi menangis serta melarang mereka meminum airnya atau mengambil air dari sumurnya. Karena dampak sial dari maksiat terdapat dalam air. Demikian pula dampak sial maksiat pada kerusakan buah-buahan.

      Dampak lain dari maksiat adalah kesialan dosa yang juga menimpa orang lain dan kendaraannya. Pelaku maksiat dan orang lain terkena sial dan gelapnya dosa. Abu Hurairah RA berujar, “Ayam mati di kandangnya karena tindakan orang yang zalim“. Sedangkan Mujahid bertutur, “Binatang melaknat orang-orang yang melakukan maksiat saat kekeringan datang dan hujan tidak turun. Mereka berkata, inilah kesialan dari maksiat yang dilakukan manusia.’ Juga Ikramah berkata, “Binatang melata di bumi, termasuk serangga mengeluh, ‘Hujan tidak turun akibat dosa manusia.’ Hukuman atas dosa tidak cukup, sampai makhluk yang tidak berdosa juga melaknatnya.’” Wallahualam. **

      Pahala Sabar Terhadap Musibah (Bencana)99ntsj.jpg (362×123)

      Artinya :
      Dari Anas bin Malik, ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).


      ekop6r.jpg (367×93)
      Artinya :
      Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Apabila Aku mengambil kedua kehormatan hambaKu di dunia, maka balasannya di sisiKu adalah sorga . (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).


      2iudru9.jpg (359×128)

      Artinya :
      Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Allah Ta'ala berfirman : "Tidak ada balasan disisiKu bagi hambaKu yang mu'min apabila aku mematikan kekasihnya dari penghuni dunia dan ia mengharap pahalanya, melainkan sorga". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

      21jp0kw.jpg (359×189)
      Artinya :
      Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : "Tidaklah dua orang Muslim yang tiga orang anaknya yang belum dewasa meninggal dunia melainkan Allah memasukkannya ke sorga sebab anugerah rahmatNya kepada mereka". Beliau bersabda : "Dikatakan kepada mereka : "Masuklah ke sorga". Mereka menjawab : "Sehingga orang tua kami masuk (sorga)". Dia berfirman : "Masuklah kamu ke (sorga) dan orang tuamu". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).
      sdjos7.jpg (364×94)
      Artinya :
      Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : "Allah Yang Maha Suci berfirman : "Hai anak Adam, jika kamu sabar dan mengharapkan pahala pada kejadian pertama, aku tidak merelakan pahala untukmu selain sorga". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
      21c8phe.jpg (361×126)
      Artinya :
      Dari Abu Musa Al Asy'ari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Apabila anak manusia meninggal maka Allah berfirman kepada MalaikatNya : "Kamu matikan anak hambaKu ?". Mereka menjawab, "Ya". Dia berfirman : "Kamu matikan buah hatinya ?" Mereka menjawab : "Ya". Dia berfirman : "Apakah yang diucapkan oleh hambaKu?" Mereka menjawab : "Memuji dan mengembalikannya kepadaMu (membaca istirja')". Allah berfirman : "Bangunlah rumah untuk hambaKu di sorga, dan berilah nama Baitul Hamdi (rumah pujian)". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).





      Bencana: Azab atau Ujian?




      Tagsazabbencanacobaanribaujianzina


      Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum yang melakukan dengan terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR. Ahmad)
      Cobaan dan ujian adalah sunnatullah yang Allah ‘berlakukan’ terhadap hamba-hamba-Nya di muka bumi. Ada beberapa gambaran mengenai hal ini dari Alquran dan hadits. Setidaknya seperti berikut.
      1. Cobaan dan ujian adalah sarana untuk mengungkap keimanan seseorang; apakah ia benar-benar beriman atau tidak.
      Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3)
      2. Cobaan dan ujian merupakan hakikat dari kehidupan manusia di dunia.
      Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk: 1-2)
      3. Cobaan dan ujian alat introspeksi diri dan pelajaran agar manusia dapat lebih baik dalam beribadah kepada Allah swt.
      Maka Kami hukumlah Fir`aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim. (Al-Qashas: 40)
      4. Cobaan dan ujian sebagai sarana peningkatan ketakwaan seseorang kepada Allah swt.
      Dari Sa’d bin Abi Waqash, aku bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab, “Para nabi, kemudian orang-orang yang seperti para nabi, kemudian orang-orang yang seperti mereka. Seorang hamba diuji Allah berdasarkan keimanannya. Jika keimanannya kokoh, maka akan semakin berat cobaannya. Namun jika keimanannya lemah, maka ia akan diuji berdasarkan keimanannya tersebut. Dan cobaan tidak akan berpisah dari seorang hamba hingga nanti ia meninggalkannya berjalan di muka bumi seperti ia tidak memiliki satu dosa pun. (HR. Turmudzi).
      5. Cobaan dan ujian merupakan salah satu bentuk cinta Allah terhadap hamba-hamba-Nya.
      Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Besarnya suatu pahala adalah tergantung dari besarnya ujian dari Allah. Dan sesungguhnya Allah swt. apabila mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka. Jika (dengan ujian tersebut) mereka ridha, maka Allah pun memberikan keridhaan-Nya. Dan siapa yang marah (tidak ridha), maka Allah pun marah terhadapnya.” (HR. Turmudzi dan Ibnu Majah)
      Bencana Alam: Antara Ujian dan Azab
      Ketika bencana datang dan menimbulkan korban dan kerugian yang besar –seperti gempa dan tsunami di Aceh, banjir yang melumpuhkan Jakarta– sering muncul pertanyaan: musibah ini azab atau cobaan dari Allah?
      Sesungguhnya kita telah punya jawabannya dari ayat-ayat Alquran. Ketika Allah membinasakan suatu kaum, di satu sisi hal tersebut adalah azab yang Allah timpakan kepada mereka lantaran kekufuran mereka kepada Allah swt. Namun, di sisi lain itu merupakan ujian bagi kaum yang beriman; supaya mereka lebih dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah swt.
      Contoh, kisah Nabi Nuh a.s. yang dipaparkan Allah dalam surat ayat 25-49. Di sana Allah mengisahkan kaum Nabi Nuh senantiasa ingkar dan tidak mau beriman kepada Allah swt., maka Allah timpakan azab kepada mereka berupa banjir yang sangat besar. Bahkan, Alquran menggambarkan banjir itu datang dengan gelombang seperti gunung. (Hud: 42).
      Saat terjadi banjir besar itu, Nabi Nuh melihat anaknya di tempat yang jauh terpencil. Lalu beliau memanggilnya. Namun sang anak tidak mau mengikuti, bahkan berlari ke arah bukit. Kemudian Nabi Nuh berdoa agar Allah menyelamatkan anaknya karena anak itu adalah anggota keluarganya (Nuh : 45). Namun Allah mematahkan logika manusiawi Nabi Nuh. Bagi Allah, anak itu bukan termasuk keluarga Nabi Nuh karena tidak mau beriman kepada Allah swt.
      Peristiwa ini jika dilihat dari satu sisi adalah azab yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Nuh karena keingkaran dan kekufuran mereka. Namun di sisi yang lain peristiwa itu adalah ujian dan cobaan sekaligus rahmat bagi orang-orang beriman yang mengikuti Nabi Nuh.
      Bagi Nabi Nuh sendiri, kejadian tersebut merupakan ujian berat. Karena dengan mata kepalanya sendiri dari bahtera yang dinaikinya, ia menyaksikan anak kandungnya lenyap ditelan ombak besar (Hud: 43). Orang tua mana yang tega melihat anaknya meregang nyawa ditelan ombak besar, sementara ia aman di atas sebuah bahtera? Jadi, ini adalah cobaan yang begitu berat bagi Nabi Nuh, sekaligus peringatan bagi Nabi Nuh sendiri maupun bagi umatnya.
      Sebab-sebab Terjadinya Bencana
      Dalam Alquran banyak sekali diceritakan tentang musibah dan bencana yang menimpa orang-orang terdahulu. Dan, semua musibah dan bencana besar yang pernah menimpa manusia –diterangkan oleh Alquran—adalah selalu terkait dengan kekufuran dan keingkaran manusia itu sendiri kepada Allah swt. Silakan simak beberapa data di bawah ini.

      • Kaum Nabi Nuh, Allah tenggelamkan dengan banjir yang sangat dahsyat, yang tinggi gelombangnya sebesar gunung (Hud: 42). Hingga, tak ada makhluk pun yang tersisa melainkan yang berada di atas kapal bersama Nabi Nuh (Asyu’ara’: 118).
      • Kaum nabi Syu’aib, Allah hancurkan dengan gempa bumi yang dahsyat. Sampai-sampai Alquran menggambarkan seolah-olah mereka belum pernah mendiami kota tempat yang mereka tinggali. Lantaran begitu hancurnya kota mereka pasca gempa (Al-A’raf: 92).
      • Kaum Nabi Luth, Allah hancurkan dengan hujan batu. Alquran menggambarkan, bangunan-bangunan tinggi hasil peradaban kaum Nabi Luth menjadi rata dengan tanah (Hud: 82).
      • Kaum Tsamud (kaumnya Nabi Shaleh), juga Allah hancurkan dengan gempa. Mereka mati bergelimpangan di dalam rumah mereka sendiri (Hud: 67).
      • Fir’aun dan pengikutnya dihancurkan oleh Allah dengan ditenggelamkan ke dalam lautan hingga tidak satu pun yang tersisa (Al-A’raf: 136).
      • Karun beserta pengikutnya, Allah benamkan mereka ke dalam bumi sehingga kekayaannya sedikitpun tidak tersisa. Ini lantaran ia sombong kepada Allah swt. (Al-Qashash:81).
      Alquran juga mengabarkan bahwa bencana atau musibah yang tidak terkait dengan kaum tertentu, penyebabnya juga sama: karena kemaksiatan, kufur, ingkar, dan mendustakan ayat-ayat Allah. Penyebab yang paling ringan adalah karena perbuatan tangan manusia sendiri yang merusak alamnya (Ar-Rum: 41-42).
      Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
      Berikut adalah di antara ayat-ayat Alquran yang berbicara mengenai bencana atau azab yang menimpa suatu kaum kaum, termasuk diri kita.

      • Penyebab terjadi azab atau musibah adalah lantaran mendustakan ayat-ayat Allah. Padahal jika kita beriman, Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan baik dari langit maupun dari bumi. (Al-A’raf: 96)
      • Penyebab terjadinya bencana atau musibah adalah lantaran manusia menyekutukan Allah dengan sesuatu (baca: syirik), seperti mengatakan bahwa Allah memiliki anak.
      Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (Maryam: 91)
      • Allah timpakan bencana kepada kaum yang tidak mau memberikan peringatan kepada orang-orang dzalim di antara mereka.
      Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfal: 25)
      • Dalam hadits juga digambarkan bahwa azab dan bencana itu bisa bersumber dari kemaksiatan yang akibatnya dirasakan secara sosial. Di antaranya adalah perbuatan zina dan riba.
      Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum mereka melakukan dengan terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR. Ahmad)
      Sesungguhnya masih banyak ayat dan hadits yang memaparkan tentang sebab-sebab terjadinya musibah atau bencana. Tapi, dari yang dipaparkan di atas kita tahu bahwa setiap musibah dan bencana selalu terkait dengan dosa yang dilakukan oleh manusia. Bentuknya bisa berupa membudayanya praktik riba dan zina. Bisa juga karena mengkufuri nikmat Allah, mendustakan ayat-ayat Allah, dan menyekutukan Allah.
      Karena itu, atas semua musibah dan bencana yang tengah kita alami saat ini, seharusnya kita mawasdiri: apakah ini azab akibat kemaksiatan yang kita lakukan, ataukah cobaan untuk meningkatkan ketakwaan kita? Yang pasti, tidak ada waktu lagi bagi kita untuk tidak segera bertaubat. Jangan sampai menunggu bencana yang lebih besar kembali datang memusnahkan kita. Ketika bencana itu datang, tak ada lagi kata taubat diterima!

      Beberapa Penyebab Bencana Di muka Bumi 
















      "Dari Buraidah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiadalah suatu kaum yang menahan zakat hartanya, kecuali Allah akan mendatangkan bencana kelaparan kepada mereka.” (Hr. Thabrani; at Targhib, Kanzul ‘Ummal)
      Kesusahan hidup sedang melanda kita hingga tidak ada batasnya. Berbagai cara ditempuh untuk menghindarinya, tetapi tidak ada hasilnya. Siapa yang dapat menolak azab Allah yang diakibatkan oleh dosa-dosa manusia? Buatlah berjuta-juta rencana dan upaya penanggulangan, ciptakan beribu-ribu undang-undang, tetapi ketetapan yang datang dari Allah Swt. tidak akan hilang, kecuali Allah sendiri yang mampu menghilangkannya. Allah Swt. telah memberi tahu penyakit dan pengobatannya. Jika kita ingin menyembuhkan suatu penyakit, maka carilah pengobatan yang benar. Kita sendiri yang menyebabkan datangnya penyakit dan kita sendiri yang menangis karena bahayanya. Apakah kita merasa lebih tahu ?

      Rasulullah saw. telah memberi peringatan mengenai semua penderitaan dan bencana di muka bumi ini dan juga memberitahukan penyebabnya. Saya (Syeikh Zakariyya-red) telah menulis dalam kitab al I’tidal secara ringkas, dalam risalah itu telah dibahas mengenai peringatan-peringatan dan ancaman Rasulullah saw. bahwa apabila ummat Rasulullah saw. melakukan perbuatan-perbuatan yang begitu dan begitu (berbagai keburukan), maka mereka akan mendapatkan musibah sekian-sekian. Bencana-bencana itu diantaranya berupa kegelapan, pembenaman ke dalam tanah, hujan batu dari langit, perubahan wajah manusia, gempa bumi, kemenangan musuh terhadap orang islam, wabah dan kerusuhan, kemarau panjang, angin topan, ketakutan dalam hati, ditolaknya doa-doa orang saleh dan musibah-musibah lainnya. Asbab dari semua musibah ini telah diberitahukan oleh Rasulullah 1.400 tahun yang lalu. Dan sekarang kita telah mengalami sebagian darinya. Setiap sabda Rasulullah adalah benar dan terbukti di hadapan kita. Alangkah baiknya jika memperhatikan peringatan-peringatan itu dan berwaspada terhadapnya. Rasulullah saw. telah diutus ke dunia ini sebagai rahmat bukan untuk orang islam saja, tetapi untuk seluruh makhluk. Cara hidup Rasulullah saw. sangat bermanfaat bagi semua makhluk.

      Apabila orang islam sendiri tidak melaksanakan cara kehidupan islam yang sebenarnya, bagaimana kita dapat menyalahkan cara hidup orang-orang non islam. Orang-orang non islam sudah tentu tidak memahami cara hidup yang suci dari Rasulullah saw. yang telah mengajarkan untuk mendapatkan keselamatan dari segala bala bencana di dunia ini.

      Kaitannya dengan masalah ini saya akan mengutip sabda-sabda Rasulullah saw. yang berisi peringatan (ancaman) terhadap orang-orang yang enggan membayar zakat, karena memang itulah maksud dari bab ini.

      Abdullah bin Umar r.a. berkata bahwa suatu ketika Rasulullah saw. bersabda, ”Wahai orang-orang Muhajirin, ada lima perkara yang jika kalian melakukannya, maka kalian akan menghadapi musibah yang besar. Saya meminta perlindungan kepada Allah dari keadaan kalian yang demikian.

      Pertama, apabila fahsya dan zina dilakukan oleh suatu kaum secara terang-terangan, maka akan muncul di kalangan mereka penyakit-penyakit yang tidak pernah didengar sebelumnya.”

      Kedua, apabila manusia berbuat curang dalam timbangan, maka kemiskinan, kesusahan dan kezhaliman dari Raja (atau pemerintah) akan menimpa mereka.”

      Ketiga, apabila suatu kaum berhenti dari membayar zakat, maka hujan tidak akan diturunkan kepada mereka. Jika tidak ada binatang-binatang, maka tidak akan diturunkan hujan walaupun setetes. Karena binatang-binatang itu makhluk Allah yang tidak bersdosa, maka sedikit hujan akan diturunkan kepada mereka.”

      Keempat, apabila manusia telah berkhianat atas janji-janji mereka, maka mereka akan dikuasai oleh kaum lain, dan harta mereka akan dirampoknya.”

      Kelima, apabila pemerintah-pemerintah di antara mereka membuat peraturan yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah, maka akan terjadi perang saudara di antara mereka.”

      Hari ini kita dapat melihat sendiri keburukan-keburukan tersebut sudah terjadi di lingkungan kita. Kita juga sudah dapat menyaksikan musibah-musibah sebagai balasannya.

      Abdullah bin Abbas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Ada lima akibat sebagai balasan dari lima perbuatan.” Seseorang bertanya, “Apakah itu, Ya Rasulullah?”

      Rasulullah saw. menjawab, “Kaum yang memungkiri janji akan dikuasai oleh musuh mereka, Mereka yang menjalankan pemerintahan bertentangan dengan perintah-perintah Allah, akan terjadi kematian yang banyak di kalangan mereka. Hujan tidak akan diturunkan kepada kaum yang tidak menunaikan zakat. Mereka yang menipu dalam timbangan akan dibalas dengan kegagalan hasil pertanian, kesusahan dan kemiskinan akan menguasai mereka.” (at Targhib)

      Mungkin hadits ini telah disingkat-singkat sehingga pembawa berita hanya menyebutkan empat macam saja. Dalam hadits ini dinyatakan bahwa akan terjadi banyak kematian karena pemerintah membuat peraturan yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah, sedangkan dalam hadits sebelumnya dikatakan perang saudara, maka kedua perkara ini bisa dianggap berlainan. Memang banyak kematian disebabkan perang saudara yang kini sedang terjadi di depan mata kita.

      Dari Ali r.a. juga dari Abu Hurairah r.a. diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila ummatku melakukan lima belas keburukan berikut ini, yaitu (yang telah disebutkan dalam kedua hadits di atas) kewajiban zakat dianggap denda (yakni dengan menunaikannya akan dirasakan sebagai beban), maka pada masa itu akan terjadi kegelapan merah (bukan hitam), gempa bumi, tenggelam ke dalam tanah, perubahan wajah, hujan batu dari langit dan musibah-musibah lainnya akan turun satu demi satu seperti biji tasbih mulai jatuh satu demi satu apabila putus talinya.”

      Dalam kitab I’tidal samua riwayat-riwayat ini telah dibicarakan secara rinci dan di sana juga disebutkan mengenai lima belas keburukan yang menyebabkan datangnya azab–azab yang begitu pedih. Disamping itu disebutkan juga mengenai masalah lain. Namun di sini hanya dibicarakan mengenai zakat saja.

      Sumber :Maulana Muhammad Zakariyya al-kandhalawi dalam “Fadhilah Sedekah”



1.Adakah kebahagiaan yang mau melekat padaku hingga angin
  menghembuskan ujung nafasku di balik cahaya, yg akan
  menumpahkan semua rasa yg mengapung untuk membasuh
  jiwaku yg kosong.Terlalu keras teriakan ini membalut ragaku
  yg lapuk,tanpa sentuhan dr angin bahagia untuk menyejukkan
  hati yg menguasai hari-harikudalam panggung mimpi-mimpi.
  Datanglah segera sebelum kegelapan menyumbat pandanganku.
2.Mengapa engkau yang begitu nyata tapi juga hampa...
  Mengapa tak ada wujudmu yang mampu kusentuh... 
  Hingga tak ada lagi rasa yang dapat ku genggam dan tak ada
  goresan senyummu yang menghiasi jejak jalanku...semua,
  kini telah terpudarkan waktu, hanya pandanganku
  yang bisa merekam keindahanmu hingga menjadi lukisan
  terindah yang bergelayutan abadi di puncak tertinggi
  pikiranku...
3.Engkau telah meracuniku dengan perasaannKu dan
   membunuhKu dengan keindahanMu.Jika jam waktuku
   di dinding kehidupan telah habis dan mungkin wujudMu
   tak terlihat lagi oleh mata-mata, Yakinlah wajahMu 
   dan keindahanMu masih akan terasa selalu menemani setiap
   detak jantung kehidupanKu,dan detik setiap langkah
   waktuKu Karena angin selalu meniupkan pesona diriMu
   ke dalam mata,hati,pikiran dan jiwaku.
4.Aku Lahir ke dunia ini yang Berbingkai Awan Kehidupan....
  Kini Engkau Melukis WajahMu Dalam Ruang HatiKu dengan
  Garis-Garis Pandangan PikiranKu... Aku akan Terbang
  Menembus Panggungmu dalam Mimpi-Mimpiku....
5.Ada Sebuah Kerinduan Yang Membatu Jatuh Menumpuk 
  Di Hatiku...Sebuah Rindu Yang Membasuh Awan Perasaanku
  Yang Kusam Dan Mencoba Menumbuhkan sesuatu yang telah
  kering,Jiwaku Berharap Semoga Tak Layu Digerogoti
  Waktu...
6.Bahagia Bisa Merekam Wajahmu Di Hari Ini... SenyumanMu
  Begitu Indah Menggores Hatiku...memilikiMu Adalah
  ImpianKu Sejak Detik HatiKu Berdetak KetikaPertamaKali
  MemandangMu...Ingin Kuabdikan Hatiku PadaMu
  Di Celah Hari... Semoga Aku Dapat Menyentuh Kedalaman
  JiwaMu Sebelum Matahari Memejamkan Matanya
  Di Ujung Alam...
Google